Genap dua tahun Slank baru kembali lagi ke Manado. Kali ini mereka menggelar konser di pantai Malalayang. Salah satu pusat wisata kuliner di Manado. Uniknya lagi panggung tempat mereka konser berada di atas kapal tongkang yang bersandar di dermaga kecil di sekitar tugu Boboca.
Terasa ada yang kurang memang dari konser ini. Secara penampilan nggak perlu diragukan lagi aksi panggung Slank membius Slankers. Tetapi dari aransemen lagu, memang jelas ada sound gitar yang hilang. Ketidakhadiran Abdee memang membuat Ridho harus bermain gitar sendirian. Seperti di lagu “Ku Tak Bisa” yang biasanya diawali dengan permainan piano oleh Ridho, kali ini Ridho memainkannya dengan gitar. “Kondisi Abdee memang untuk saat ini belum memungkinkan untuk bermain gitar lagi. Kita doakan aja kondisinya cepat membaik,” jelas Bimbim.
Deretan lagu yang dibawakan Slank sore itu memang bias menggeber semangat penonton untuk ikut bernyanyi. Tepat di sebelah saya, ada serombongan keluarga yang sejak awal lagu terus ikut bernyanyi. Terlebih di lagu-lagu yang di ambil dari album-album lama Slank. Dan suara dari mereka lumayan keren juga mengimbangi suara Kaka. Konser Slank kali ini seperti konser keluarga. Banyak orang tua yang hadir sambil membawa putra-putri mereka. Ada yang langsung berbaur di dalam kapal tongkang. Ada juga yang memilih duduk di tenda yang didirikan panitia di tepi pantai. Sepanjang konser, penonton bebas keluar masuk ke kapal. Jangan tanya gimana macetnya arus lalu lintas saat itu. Maklum aja ini kan jalan Trans Sulawesi.
Sebagian Slankers dari luar Manado mungkin nggak menyadari akan hal ini, seperti rombongan Slankers yang terjebak macet dan terpaksa meninggalkan kendaraan mereka sekitar 3 kilo meter dari venue. Lalu memilih berjalan kaki. Sialnya, mereka hanya bisa menyaksikan tiga lagu terakhir dari Slank. Yah masih lumayanlah dari pada nggak kebagian sama sekali. Acara ini diselenggarakan oleh Korps Marinir yang sekaligus juga mengadakan penanaman terumbu karang di pantai Malalayang. “Hal ini sebagai bentuk kepedulian marinir terhadap lingkungan. Apabila terumbu karang rusak, maka akan mengganggu ekosistem,” demikian jelas seorang anggota marinir yang hadir bersama Slank di acara Press Conference, Minggu 16 Agustus 2015 lalu.
Konser ini juga mencetak rekor Muri untuk konser sebuah grup band rock di atas kapal. Muri juga mencetak rekor untuk penanaman terumbu karang terbanyak dalam acara ini.
Rekor ini menambah panjang deretan prestasi yang diraih Slank.
By Iwan Bunaken