Home

Dari Slank Untuk Slanker

Makassar Ta Bebas Narkoba

No Comments #SlankDiary

Usai ngeSlank Rame Rame di Majene, Slank langsung melanjutkan perjalanan ke Makassar untuk tampil di konser Makassar Ta’ Bebas Narkoba 2015 yang digelar atas kerjasama Pemkot, Asosiasi Usaha Hiburan Malam, BNN Badan Narkotika Nasional) bersama Zona Cafe Makassar.

Minggu sore bertempat di Lapangan Karebosi, Slank lebih dulu melakukan konser pemanasan jelang konser di Zona Cafe Makassar. Di tempat ini, Slank memainkan beberapa buah lagu yang sebelumnya diawali deklarasi anti narkoba yang digelar oleh BNN dan Pemerintah kota Makassar. Malam harinya, Slank menggetarkan Zona Cafe Makassar dengan memainkan puluhan lagu yang notabene jarang sekali dibawakan Slank secara live, sekaligus sebagai mengajak Slankers dan remaja-remaja Makassar untuk mengetahui soal bahaya narkoba.

Penampilan Slank di Zona Cafe Makassar, dibuka dengan lagu PISS dari album ketiga Slank yang dilanjut lagu Pulau Biru dari album ke-2 Slank. Di depan ribuan Slankers Makassar yang memadati Zona Cafe, Slank juga mencurahkan isi hati dengan berbagi cerita soal orang-orang terdekat Slank yang meregang nyawa gara-gara narkoba sebelum Slank memainkan lagu-lagunya di panggung dengan tata lampu yang sangat atraktif.

Bim2x bersama Ridho yang memainkan jemarinya di atas piano, ikut curhat lewat lagu Jadi Masalah dan Indonesiakan Una. Nggak mau ketinggalan, Kaka juga menghanyutkan semua penonton yang hadir lewat lagu Anyer 10 Maret. Begitu Slank membawakan lagu Ku Tak Bisa, semua yang hadir baik Slankers, pengunjung hingga pekerja di Zona Cafe Makassar ikut bernyanyi bersama yang semakin menyemarakkan Minggu malam di kota Daeng.

Slank pun mengakhiri penampilannya di konser yang jadi ajang kampanye kreatif anti narkoba dengan memainkan sebuah lagu yang juga berkisah soal narkoba, yakni Balikin disusul Kamu Harus Pulang. Terima kasih untuk semua yang telah hadir di konser Slank di Makassar, sampai jumpa lagi dan tetap jauhi narkoba demi masa depan kita!

 

 

 

 

 

All photo by Wahyu Budiarto