Home

Dari Slank Untuk Slanker

Kisah Fajar Bustomi (Sutradara Film “SLANK Nggak Ada Matinya”)

1 Comment Potlot

Bukan hanya sang penulis script di film SLANK Nggak Ada Matinya, sutradara film biografi SLANK yakni Fajar Bustomi juga punya catatan tersendiri terhadap film garapannya ini. Setelah kurang lebih 2 tahun lamanya melakukan riset, akhirnya Fajar yang pernah menyutradarai beberapa video klip SLANK berhasil menyelesaikan film SLANK NGGAK ADA MATINYA. Simak nih catatannya,

30 tahun perjalanan Band SLANK bukanlah waktu yang singkat. Dalam kurun waktu 3 dekade itu, SLANK telah mengalami perjalanan yang berliku-liku, ada kisah-kisah sedih, lucu, inspiratif dan banyak juga kisah-kisah kelam yang terjadi. SLANK saat ini telah menjadi sebuah band Rock n Roll yang legendaris di Indonesia.

Pada saat saya diajak untuk membuat film ini dalam rangka ulang tahun SLANK yang ke 30, saya menyadari bahwa mengangkat perjalanan 30 tahun SLANK menjadi sebuah film berdurasi 100 menit merupakan tantangan tersendiri. Pemilihan cerita haruslah tepat dan hati-hati agar film ini tetap informatif dan menghibur, serta layak ditonton baik oleh Slankers ataupun para pecinta film di Indonesia.

5 Setelah melalui observasi dan riset, akhirnya saya memutuskan untuk menceritakan kisah SLANK pada periode akhir tahun 1997 hingga tahun 2000. Mengapa ? Karena saya melihat pada masa ini merupakan masa-masa dimana SLANK mengalami sebuah titik balik yang mengubah SLANK hingga menjadi Band yang solid seperti sekarang ini.

Ada dua hal yang menarik di dalam periode ini, yang pertama adalah : Masuknya Bunda Iffet sebagai manajer SLANK. Ini merupakan hal yang sangat unik dan mungkin tidak bisa ditemukan di Band-band Rock n Roll di dunia. Tidak pernah ada ceritanya sebuah Band Rock yang dimanajeri oleh Ibunya, dan mereka sangat bangga.

Yang kedua : Bergabungnya Abdee dan Ridho sebagai personel SLANK formasi yang ke 14. Dimana saya melihat, mereka sebagai musisi yang bersih dari narkoba, harus berada ditengah-tengah Band yang saat itu benar-benar tergantung pada narkoba. Abdee dan Ridho dengan segala upaya mereka berusaha mempertahankan SLANK agar tidak bubar sekaligus mereka bersama-sama Bunda Iffet, mendukung Bimbim, Kaka dan Ivan untuk bisa bersih dari narkoba.

Saya sangat bersyukur sekali bahwa film SLANK Nggak Ada Matinya tidak hanya didukung oleh para pemain yang aktingnya bisa saya banggakan, tetapi juga didukung oleh puluhan ribu Slankers yang hadir pada saat shooting film ini. Selain itu, dari segi scoring juga akan menampilkan banyak lagu-lagu hits dari album SLANK yg pertama hingga album terbaru yang ke 20, dimana saya yakin sangat familiar di telinga penonton.

Oleh karena itu, saya berharap film ini bisa menjadi hiburan audio visual yang inspiratif bagi penonton, juga menjadi bagian dari sejarah perjalanan SLANK.

1 comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *