Home

Dari Slank Untuk Slanker

DEMONCRAZY

No Comments Uncategorized

Tanggal 9 bulan 9 tahun 1999 Slank merilis album studio ke 9 yang dikasih judul 999+09.  Tapi yang bikin album ini berbeda dari album Slank lainnya adalah, Slank membuat dua album sekaligus denga dua versi yaitu 999+09 Biru dan 999+09 Hitam. Selain dipenuhi angka 9, keunikan lain yang terdapat di album ini adalah lirik lagunya. Kalau biasanya lirik lagu Slank bisa dilihat didalam kepingan CD atau Kaset albumnya, untuk album ini Slank gak menyelipkan liriknya. Bagi Slankers yang ingin tahu lirik lagu album tersebut, bisa melihatnya di situs resmi Slank di http://www.slank.com.

Dalam kepingan album kembar ini hanya terdapat kronologi pembuatan albumnya, yang dalam penulisannya menggunakan bahasa Slank yang hanya bisa diterjemahkan menggunakan kamus Slank yang terdapat didalam album ini pula. Pada setiap album, hanya terdapat sebagian saja. Jadi untuk mengartikannya, Slankers harus memiliki kedua album tersebut. Cukup segitu saja membahas album kembar ini, karena yang akan kita ulas adalah salah satu lagu yang terdapat di album 999+09 Biru yakni DemonCrazy.

Democrazy disini merupakan plesetan dari kata Demokrasi yang menurut kamus besar bahasa Indonesia berarti gagasan atau pandangan hidup yang mengutamakan persamaan hak dan kewajiban serta perlakuan yang sama bagi semua warga negara. Seperti yang kita tahu, ketika pemerintah mengumumkan usulan untuk menaikan harga bahan bakar minyak pada akhir Maret lalu. Sontak rakyat Indonesia menyuarakan penolakan dan penentangan dengan menggelar aksi demonstrasi yang merupakan pesta demokrasi untuk menentang kebijakan pemerintah tersebut. Namun sangat disayangkan, tidak semua aksi demo yang digelar oleh Mahasiswa dan beberapa elemen masyarakat di Indonesia tersebut berjalan dengan lancar dan damai.

Salah satunya adalah aksi demonstrasi yang digelar beberapa elemen masyarakat dan mahasiswa pada Selasa, 27 maret 2012. Bertepatan dengan sidang paripurna yang dilangsungkan didalam gedung DPR/MPR, Sejak pagi para pendemo justru melakukan aksi demonstrasi didepan gedung yang disinggahi para wakil rakyat tersebut. Awalnya berjalan lancar dan damai, namun begitu siang hari massa mulai panas dan mulai merusak sarana dan prasarana umum yang berada disekitar mereka.

Pagar jalan tol yang berada didepan gedung DPR/MPR menjadi sasaran emosi pendemo. Dengan keinginan suara dan teriakannya  didengar oleh para anggota Legislatif yang berada didalam gedung DPR/MPR, massa pun mulai berusaha untuk masuk kedalam gedung wakil rakyat tersebut. Namun karena dihalau oleh penjagaan ketat aparat keamanan, maka niat para pendemo berjalan kurang lancar.

Entah terinspirasi dari tragedi 1998 dimana Mahasiswa berhasil menduduki gedung DPR/MPR atau ada hal lain, sehingga membuat para pendemo memutuskan untuk menjebol keamanan petugas dengan merusak pagar dan pintu gerbang gedung wakil rakyat yang berada di Senayan, Jakarta tersebut. Meski berhasil menjebol pagar, mereka tak lantas dengan mudahnya masuk kegedung yang rencana pembangunannya membuat polemik tersebut. Sejak awal pihak kepolisian yang mengamankan aksi demo sudah bersiap didalam dengan mobil penyemprot air bertenaga super atau Water Cannon dan tembakan gas air mata untuk menghalau massa. Pendemo yang merasa tak mau kalah terus melawan petugas hingga bentrokan tak bisa dihindari.

Yang jadi pertanyaan adalah, ini pesta demokrasi atau pada rekreasi.? Mungkin Demoncrazy adalah kata yang pantas mewakili kejadian ini ya. Menyuarakan aspirasi demi membela rakyat apa harus anarkis.? apalagi merusak sarana dan prasarana umum yang pembangunannya menggunakan uang rakyat juga. Keesokan harinya, media pun mengumumkan bahwa kerusakan yang diakibatkan ulah para pendemo mencapai Ratusan juta rupiah.
Kalau seperti ini, Siapa Yang Salah ?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *